Berawal
dari sebuah prasangka akan menuai tindakan diskriminasi. Biasanya orang bisa
berprasangka dikarenakan mereka memiliki sifat Etnosentrisme. Dimana mereka menanamkan nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak
dan dipergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Prasangka
terbagi dua, prasangka baik dan prasangka buruk. Kebanyakan orang jika sudah
ada dalam fase terburuknya, orang akan mulai berprasangka buruk. Padahal
seharusnya kita bisa menempatkan dimana kita harus menggunakan prasangka baik
dan prasangka buruk. Kasus yang akan diangkat disini adalah ketika wanita pulang
malam dan diantar oleh pacarnya, biasanya tetangga yang tidak tahu akan
langsung berprasangka buruk dikarenakan warga atau masyarakat tersebut
menanamkan norma-norma ajaran mereka sebagai suatu keharusan untuk menilai
seseorang.
Dari
kasus diatas mereka berprasangka wanita yang pulang malam dan diantar laki-laki
suatu hal yang kurang baik apalagi seperti yang kita ketahui dalam ajaran islam
wanita dilarang berdua-duan dengan laki-laki. Berawal dari prasangka buruk
tersebut lalu warga akan mendiskriminasi wanita tersebut.
Pemecahan masalah ini, seharusnya warga tidak
langsung mengambil kesimpulan atau prasangka buruk tersebut tetapi dilakukan
penjajakan atau pendekatan dengan si wanita ini. Lalu dinasehati bukan di
diskriminasi.